Berapa banyak politkus yang berasal dari kalangan artis di negeri kita? Mungkin tak sampai ribuan tapi jumlah itu sudah terbilang banyak paling tidak jika dibandingkan dengan kalangan artis yang menjadi politkus di berbagai lembaga negara pada satu dekade sebelumnya.
Apa yang terjadi dan terlihat oleh kita secara keseluruhan kalangan artis yang masuk dalam kancah politik dalam berbagai lembaga negara di tanah air kita? Tentu banyak sepak terbang mereka yang tidak dapat diuraikan satu per satu dalam tulisan ini, namun secara kasat mata, jujurlah, lihatlah, pandangilah mereka-mereka dari kalangan artis atau yang merasa diri dari kalangan selebretis yang malang melintang dalam dunia politik baik sebagai pejabat, diplomat dan birokrat, adakah secara keselruhan dari mereka telah memperlihatkan kulitas yang membanggakan dan sesuai dengan harapan pada umumnya masyarakat Indonesia?
Beberapa hal perlu dikaji kembali sekadar untuk bahan perbandingan, Meskipun hal itu TIDAK sepenuhnya menjamin pendapat ini secara keseluruhan paling tidak sampling itu telah memberikan kita gambaran yang nyata betapa jenjang karir dan kualitas politkus dari kalangan selebritis di tanah air ini rasa-rasanya BELUM seperti kemilaunya artis di luar negeri yang terjun ke kancah politik baik sebagai pejabat, diplomat maupun briokrat.
Beberapa contoh yang patut kita renungkan dan mewakili tulisan atau pendapat ini antara lain adalah sebagai berikut :
- Ruhut Sitompul. Bagaiman tingkah dan gaya sang “jurangan minyak” aktor top kita yang satu ini?
- Nurul QomarPrimus Yustisio knok out di pemilihan Bupati Subang, namun kini anggota Komisi X DPR
- Angelina Sondakh yang terkait dalam kasus Nazaruddin.
- Dede Yusuf yang bagaikan kutu loncat tak jelas tempat yang nyaman.
- Rano Karno, tak terdengar gebrakannya seperti si Dul anak sekolahan.
- Dahulu ada aktor kita , almarhum Adji Mas Said
- Ayu Soraya gagal menjadi wakil Walikota Tegal, Jawa Tengah pada Pilkada 2008.
- Derry Dradjat berebut kursi Wakil Walikota Depok
- Dicky Chandra kini lebih dikenal sebagai Wakil Bupati Garut
- Eko Indro Purnomo alias Eko Patrio kini menjabat anggota DPR RI
- Inggrid Maria Palupi Kansil (Demokrat, Jabar IV)
- Jamal Mirdad kini termasuk anggota DPR angkatan 2009-2014
- M Guruh Irianto Sukarno Putra (PDI-P, Jatim I)
- Nurul Arifin kini anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat
- Primus Yustisio kini anggota Komisi X DPR
- Rachel Maryam telah berhasil menjadi wakil rakyat di Senayan.
- Rano Karno berhasil menjadi Wakil Bupati Tangerang 2008 – 2013
- Rieke Diah Pitaloka kini menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP
- Tantowi Yahya kini menjadi anggota DPR angkatan 2009-2014
- Theresia EE Pardede berhasil menjadi bagian dari anggota DPR
- Tetty Kadi Bawono (Golkar, Jabar VIII)
- Tubagus Dedi Gumelar alias Miing kini menjadi anggota Komisi X DPR
- Venna Melinda telah resmi menjadi anggota DPR angkatan 2009-2014
- Dan lain-lainnya (mohon dilengkapi jika rekan-rekan berkesempatan menambahkan daftar di atas) -red).
Dari sejumlah deretan nama-nama kondang di atas, mungkin ada satu-dua yang memang agak berkilau meskipun tidak terlalu berkilau dalam arti BELUM ada kontribusi nyata bagi negara dan rakyat yang paling luar biasa.
Apakah telah ikut serta dalam Sidang Paripurna, ikut serta dalam pengajuan RUU untuk hal tertentu dan ikut serta dalam menerbitkan PERDA, atau apakah telah berhasil meningkatkan PAD dari pajak semua itu telah dianggap berhasil memberikan kontribusi nyata dan luar biasa bagi rakyat dan negaranya?
Berapa diantara mereka yang tak lebih hanya memakai konsep “4 D” (Datang, Dengar, Duduk dan Diam) dalam kapasitasnya sebagai pejabat, diplomat, birokrat termasuk sebagai politikus. Jangan terperangah dengan istilah “4 D” di atas karena di beberapa kalangan bahkan menyebutkan “5D” tapi saya sudah lupa dengan konotasi D yang satu lagi itu. Silahkan rekan pembaca budiman membantu menambahkannya.
Maka tak heran banyak diantara mereka yang kurang kapabel dalam peranannya di berbagai lembaga negara. Padahal, jika benar-benar terealisir beberapa upaya kalangan selebritis lainnya yang mencoba menerabas batas-batas artis menjadi politkus, bisa dibayangkan apa jadinya negara ini dengan mereka yang sebagian besar hanya menampilkan seriosa “4D” tersebut di atas.
Bayangkan, beberapa artis atau selebritis yang gagal dalam pilkada dan pemilu DPR atau DPRD sebagai berikut :
- Apa jadinya jika Artis Julia Perez (Jupe) menjadi Wakil Bupati Pacitan, Jawa Timur?
- Betapa menggelegarnya Ayu Azhari jika menjadi kepala daerah Kabupaten Sukabumi.
- Betapa mabuk kepayangnya beberapa pejabat daerah jika Cici Paramida berhasil jadi Wakil Bupati Pacitan, Jawa Timur?
- Betapa bergoyangnya Kabupaten Lampung Selatan jika Ahmad Zulfikar Fawzi yang lebih akrab disapa Ikang Fawzi menjadi big bos di Lampung Selatan?
- Betapa kocaknya Akrie Patrio jika berhasil menjadi wakil walikota Tangerang Selatan?
- Betapa hebatnya goyangan Cucu Cahyati jika berhasildalam Pilkada Tasikmalaya periode 2011 -2016.
- Betapa mempesonanya Ayu Soraya andai saja ia menjadi wakil Walikota Tegal, Jawa Tengah pada Pilkada 2008.
- Apakah Wulan Guritno akan berkontribusi hebat andai ia berhasil menjadi anggota DPR RI?
- Betapa trengginasnya Anton Wijoyo pemain sinetron Angling Darmo jika berhasil dalam Pilkada Surabaya?
- Apa kekurangan Helmi Yahya tak mampu menembus tembok Palembang sehingga gagal pada pilkada Gubernur Sumatera Selatan.
- Ahhh.. seperti tak mau kalah dengan artis kondang lainnya, Inul Daratista ikut juga dalam Pilkada Malang. Betapa dahsyatnya Inul menggoyang Malang jika berhasil jadi Walikota Malang, bukan?
- Ada lagi yang tak kalah hebat, Dewi Persik, betapa indahnya liukannya sekarang andai ia jadi orang nomor satu di Jember?
- Maria Eva pernah mencalonkan diri di Pilkada Sidoarjo. Bisa anda bayangkan jika ia terpilih menjadi bupati Sidoarjo?
- Apa kesalahan dan kekurangan Marissa Haque yang pernah kalah di pemilihan Gubernur Banten?
- Apa jadinya jika Bolot (Pelawak) berhasil merebut kursi wakil walikota Tangerang Selatan?
- Sarah Azhari mundur dari bursa Pilkada Pacitan
- Saipul Jamil pernah tak berdaya di pemilihan Bupati Subang
Mungkin ada yang mengatakan terlalu naif menilai orang sebelum ia membuktikan apa yang dapat dilakukannya. Itu juga benar, tapi juga tak salah bukan kita mendengar lagi pepatah lama yang mengatakan “gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.” Dalam ruang lingkup yang lebih luas, apa boleh, gara-gara segelintir oknum artis dan selebritis yang tidak kapabel dalam bidang itu jadi ragulah masyarakat tentang keberadaan dan kualitas politkus atau pejabat kita dari kalangan artis.
Apa yang menjadi tolok ukur masyarakat selama ini? Tentu banyak hal, tapi yang paling kentara dan jelas antara lain adalah :
- Keterlibatan beberapa politikus dari kalangan artis dalam perkara Korupsi.
- Beberapa artis menjadi anggota legislatif hanya meramaikan ruang sidang saja, peranan mereka tidak menggigit, bahkan kesannya tidak berani menentang atau menyampaikan gagasannya secara nyata dan memperlihatkan kualitas sebagai politukus ulung.
- Bekerja sebagai artis dengan aneka ragam acara shuting dan panggung sedikit tidaknya membuat fokus mereka terpecah antara menjadi politukus atau menjadi artis saja?
- Peraanan mereka di beberapa lembaga telah mengurangi bahkan menghilangkan kesempatan orang lain yang lebih berkompeten dan kapabel, namun karena saingannya itu BELUM rezeki atau belum kuat dalam konsolidasinya maka sang artislah yang mengambil kesempatan emas itu.
- Beberapa kasus yang menjadi muatan issue Nasional seperti kasus Bank Century, Gayus, Nazaruddin, RUU bidang Perekonomian serta masalah TKI wanita, serta masalah tapal batas dan kesejahteraan WNI di perbatasan nyaris tak ada yang nyata dan tidak ada daya dobrak tinggi selain hanya bersifat seremonial saja.
Apa bedanya dengan diplomat, pejabat dan birokrat dari kalangan artis di Luar Negeri? Ada beberapa politkus dan pejabat terkenal yang pernah kita kenal di luar negeri, misalnya antara lain adalah :
- Alesandro Musollini. Ia adalah cucu mantan diktator Italai Benitto Musollini. Pria yang berusia 49 tahun
saat ini berasal dari kalangan selebritis atau artis top Italia. Ia kini menjabat sebagai Angota Parlemen Italia dari partai Sosialis yang memperjuangkan kepentingan paham sosialis di Italia. Selain itu iaju juga pernah tercatat sebagai anggota Parlemen Eropa (2003)
. - Arnold Schwazenegger. Ia juga seorang politikus dari kalangan artis. Pria yang kini berusia 64 tahun pernah menjadi Gubernur California (AS).
- Ben Jones. Anggota Konggres AS. Ia pernah terkenal karena mempertanyakan kebijakan-kebijakan politik dalam negeri masa presiden Bill Clinton.
- Clint Eastwood. Ia pernah menjabat sebagai walikota khusus Carmel California AS. Selain artis ia juga seorang sutradara terkenal Hollywood. Ia pernah terkenal dalam dunia politik karena semasa perang Korea (1950) pernah terdaftar sebagai anggota Tentara AS (US Army).
- Fred Grandy. Ia juga dari kalangan artis papan atas AS pada masanya. Ia pernah populer dalam kancah politik saat memenangkan “Watchdog of the Treasury” awards, sebuah penghargaan dua tahunan untuk katagori anggota kongres AS.
- Masih banyak artis top lainnya yang jadi pejabat terkenal di AS, misalnya Fred Thompson, George Murphy (anggota Kongres AS), Glenda Jackson (anggota Perlemen Inggris),Helen G Douglas (anggota Kongres AS) dan Ilona Staller sang bom sex di parlemen Italia.
- Bahkan Ronald Reagan yang pernah menjadi presiden AS itu adalah dari kalangan selebritis, bintang film Cowboy AS.
Perlu juga ditambahkan bahwa latar belakang politkus dalam Kongres AS (2009) paling banyak berasal dari praktisi hukum, berikutnya dari kalangan pebisnis, diplomat dan militer (lihat gambar di atas).
Berdasarkan perbandingan ke dua hal di atas, kelihatannya negeri ini BELUM memberikan kepercayaan dan keleluasaan yang mutlak bagi kalangan artis atau yang merasa sebagai selebritis di tanah air. Jangan terlalu percaya diri (PeDe)dan Gede Rasa (GeEr) bahwa kalangan ini akan menjadi jalur cepat menjadi orang super penting di tanah air.
Apa yang terjadi pada wakil bupati Garut Diky Candra dalam perseteruannya dengan bosnya sendiri sebagaimana dilansir oleh Kompasianer kita ibu Maria Haryanto awalnya adalah dari perbedaan gaya kepemimpinan hingga minimnya komunikasi yang menyebabkan tidak adanya sinkronisasi. Ini cermin politisi yang belum matang, belum dewasa dan belum bijaksana dalam melihat cakrawala politik yang luas. Ia belum dapat mejembatani perbedaan pendapat dan belum mampu memecahkan kebuntuan dan mampu memilih posisi yang tepat dalam perang urat syaraf.
Demikian rekan budiman.. Jika ada kalangan artis yang membaca opini langsung berbeda pendapat dengan tulisan ini tentu itu hak mereka juga bukan? Yang jelas kita mencoba membedah sisi lainnya dan menemukan jawaban atas pertanyaan “Mengapa kalangan artis kita belum bisa menjadi politikus hebat di tanah air..? Entah nanti….?he..he..he..
0 komentar:
Posting Komentar