Selasa, 01 Januari 2013

POLITIK INDONESIA

 gambar : Niniloro Moto

Politik memang gila. Kebaikan disebut pencitraan; kejahatan dianggap wajar. Hukum yang bisa dibeli pun dibiarkan untuk ditegakkan. Kenapa bisa seperti itu? Karena politik adalah kekuasaan. Akademisi men-sah-kannya dengan sebuah defenisi: politik adalah ilmu bagaimana mendapatkan, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan.
Saya bukan akademisi politik, bukan pula politikus. Tapi saya sangat paham bahwa politik itu berasal dari bahasa Yunani, politicos, yang berarti segala sesuatu yang menyangkut warga negara. Itu berarti, defenisi politik adalah dari warga, oleh warga, dan untuk warga. Sederhana.
Di Indonesia, politik itu berkiblat ke defenisi apa, warga atau kekuasaan? Secara ritual masih kepada warga, tapi secara proses masih kepada kekuasaan. Warga bisa berpesta dengan pemilu langsungnya, tapi kekuasaan tetap mekar melalui partai dan para pejabat: legislatif dan eksekutif.
Apapun defenisi yang kita ambil, faktanya: warga bisa dibeli, kekuasaan bisa dibeli. Kalau begitu, politik adalah bisnis; adalah uang. Sebagaimana kata bijak: kalau uang mulai berbicara, malaikat pun mulai mendengar.

Oleh :Fachrul Khairuddin

0 komentar:

Posting Komentar

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.